Siap Menang-Kalah di Dalam Pesta Demokrasi - DWI HATMOKO S.IK 2009

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Minggu, 06 Mei 2018

Siap Menang-Kalah di Dalam Pesta Demokrasi


PILKADA serentak yang akan dilakukan Juni 2018 mendatang menjadi pesta demokrasi yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia. Setiap daerah tentunya sudah memiliki calon Kepala Daerah nya masung-masing.

Saat ini mungkin sudah banyak sekali calon-calon Kepala Daerah yang mulai melakukan kampanye dan berbagi visi misi kepemerintahan yang akan dilakukan demi menarik simpati masyarakat. Dan tak hanya itu saja, masing-masing Calon Kepala Daerah pun juga perlu menyiapkan mental untuk menghadapi hasil dari Pilkada yang akan datang.

Baik itu menang maupun kalah, masing-masing perlu untuk menyiapkan diri menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sehingga penting rasanya untuk mengikrarkan diri agar bisa berkompetisi dalam pilkada secara adil dan siap dengan kekalahan dan kemenangan.

Dengan menyiapkan diri untuk menang dan kalah menghadapi hasil pilkada mendatang menjadi suatu bukti jika arti demokrasi sudah meresap dan dipahami hingga ke dalam jiwa. Tentunya semangat semacam ini harus dijadikan contoh dan dilakukan oleh siapa saja. Tidak hanya untuk kandidat politik, namun juga bagi para pendukungnya. Mengapa? Jika tidak bisa jadi akan menyebakan terjadi kekisruhan pasca hasil pilkada diumumkan.

Hal semacam ini bisa disaksikan sendiri dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya yang pernah terjadi di Indonesia. Banyak sekali kekisruhan pasca piladan diakibatkan belum siapnya mental dari para kandidat serta pendukung untuk memasuki dunia demokrasi serta mengikuit segala aturan yang berlaku di dalamnya.

Misalnya saja, kasus yang terjadi di Kapubaten Tolikara pada tahun 2012 yang membuat banyaknya berjatuhan korban jiwa. Dan tak hanya itu saja, kasus serupa juga pernah terjadi di Kabupaten Puncak, Papua di tahun 2012 yang membuat banyaknya korban masyarakat yang tidak terhitung jumlahnya. Kasus-kasus seperti ini kebanyakan disebabkan karena belum siapnya mental dari kedua belah pihak untuk menang maupun kalah.

Kasus-kasus tersebut sebenarnya layak dijadikan pelajaran bagi setiap masyarakat Indonesia untuk mengetahui jika ikrar terkait menang dan kalah di dalam Pilkada adalah hal yang tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Sebab dampaknya bisa sangat terasa sekali dengan adanya korban harta benda hingga jiwa. Perlu ditanamkan dalam pikiran masing-masing untuk mengetahui apa arti demokrasi sesungguhnya. Demokrasi adalah ruang kebebasan namun juga disertai dengan tanggung jawab.

Jika dilihat dari sisi psikologis, kondisi-kondisi seperti ini dikenal dalam teori atribusi. Melihat kecenderungan seseorang dalam menghadapi kemenangan atau kekalahan. Menurut teori tersebut. Seseorang maupun kelompok yang mendapatkan kemenangan cenderung untuk melakukan atribusi internal yaitu upaya untuk merasionalisasikan kemenangan yang dicapainya atas dasar usaha serta kemampuannya sendiri.

Mereka yang menang rata-rata merasa jika dirinya lebih baik dari lawannya. Sedangkan bagi pihak yang kalah, cenderung untuk mencari-cari faktor yang menyebabkan kekalahan yang didapatkannya. Faktor-faktor tersebut memang mungkin saja ada, namun bukan berarti hanya sekedar diada-adakan saja untuk membenarkan.

Kecenderungan seperti ini lah yang masih saja terjadi di kompetisi politik di Indonesia. Tak heran jika kasus-kasus kekisruhan pasca pilkada masih banyak saja terjadi. Kalah dianggap sebagai sesuatu yang memalukan, merendahkan, dan sejenisnya. Sedangkan kemenangan menjadi sebuah kepuasan, puncak kejayaan, dan euforia. Hal ini yang kemudian menyebabkan semua orang menjadi berlomba untuk bisa meraih kemenangan dan merasa kurang siap jika harus kalah.

Sehingga arti kompetisi sendiri harusnya dipahami bukan dalah konteks memperebutkan kemenangan namun untuk melakukan segala seuatu yang terbaik. Sehingga tidak ada anggapan siapa yang lebih unggul dan siapa yang lebih baik dari lainnya. dengan menerapkan budaya seperti itu, maka kekalahan bukanlah hal yang sulit untuk diterima dan tidak selalu dibandingkan dengan kemenangan.

Untuk mencegah terjadinya konflik-konflik pasca pilkada tak hanya menjadi peran bagi kepolisian saja. Namun juga menjadi peran utama bagi calon-calon Kepala Daerah. Bagi pasangan calon kepala daerah diharapkan untuk memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri serta pendukungnya agar jangan sampai memicu hal yang dapat menyulut emosi dari pihak lawan. Calon Kepala daerah diharapkan mampu mengontrol serta meminta dukungan dengan cara-cara yang tepat dan baik.

Calon kepala daerah menjadi sosok panutan bagi pendukungnya Sehingga penting bagi setiap calon kepala Daerah untuk mengatur sikap serta ucapannnya sendiri. Jika calon kepala daerah tidak bisa memberikan contoh yang baik untuk pendukungnya sendiri, maka bukan tidak mungkin jika hal tersebut akan terus diikuit bahkan pasca pilkada sekalipun.

Contoh kasus-kasus seperti tersebut banyak sekali terjadi di Indonesia. Di beberapa daerah banyak ditemukan konflik yang masih saja berlanjut meskipun pilkada telah usai. Dan hal ini tentu saja akan menganggu kehidupan bermasyarakat serta meruntuhkan kedewassan dalam berpolitik yang mungkin sudah dibangun sedari dulu.

Penting bagi setiap calon Kepala daerah yang sedang mengikuti pesta demokrasi untuk mengingat segala janji yang telah diikrarkan pada diri sendiri sebelum akan mencalonkan menjaid Kepala Daerah. Janji untuk bisa siap menerima segala hasil yang akan terjadi, baik itu menang ataupun kalah. Kalah dan menang adalah hal yang biasa dalam setiap kompetisi, termasuk dalam pilkada. Karena itu, baik menang maupun kalah harus disikapi dengan kewajaran.

Untuk pihak yang memenangkan pilkada, menjadi tantangan tersendiri untuk menyikap pihak yang mengalami kekalahan. Kemenangan tidak selalu harus dikaitkan dengan pesta pora, euphoria, bahkan merendahkan pihak yang mengalami kekalahan. Justru tidak ada salahnya untuk melibatkan pihak yang mengalami kekalahan untuk masuk ke dalam kelompoknya.

Sehingga kemenangan bukan hanya menjadi kemenangan pribadi namun menjadi kemenangan bersama. Bahkan pihak yang kalah juga bisa merasa dimenangkan. Hal ini lah yang dinamakan sebagai ketidaksombongan. Sedangkan bagi pihak yang kalah harus menjadikan sebuah kekalahan sebagai sebuah dorongan agar bekerja lebih keras lagi kedepannya.

Siapapun pastinya akan merasa kecewa saat menerima kekalahan namun jati diri pemenang yang sesungguhnya adalah dewasa dalam menerima kekalahan. Apa yang sudah menjadi ikrar diharapkan tidak hanya menjadi sebuah wacana saja, namun harus dibuktikkan dalam bentuk tindakan yang nantinya bisa ditiru oleh pendukung ataupun relawan masing-masing calon Kepala Daerah.

Pilkada bukanlah sebuah tempat untuk mengadu nasib serta peruntungan, namun untuk menyeleksi pemimpin yang benar-benar berintegritas. Dengan begitu semua masyarakat yang berpartisipasi di dalamnya akan berpikir santun dan positif. Pilkada serentak yang akan dilakukan mendatang tentunya benar-benar harus dikawal bersama sehingga baik proses maupun hasilnya memang memiliki kualitas yang terbaik.

Meskipun tidak semua proses serta hasil bisa memuaskan semua pihak, namun marilah untuk menghindari sikap-sikap odsolut pada kepentingan pribadi ataupun kelompok. Pilkada bukan segalanya, hanya sebuah proses di dalam kehidupan demokrasi yang ada di Indonesia yang harus dinikmati dan dirayakan setiap masyarakat Indonesia.

Sehingga nantinya diharapkan tidak ada lagi kasus-kasus serupa pasca pilkada yang dapat merugikan banyak pihak dan kehidupan demokrasi di Indonesia bisa berlangsung dengan damai.(Y)



from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Hx7cPH
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qvNw6v
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2v9AYr8
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2GUwNVw
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JKvoif
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JMegIC
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JMbBis
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qxbFKE
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2GYt9Ku
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2H2ZuvH
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qAHOAj
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2IVVjSQ
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qzlg3B
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qzXLrt
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JKAPxr
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2ENbM9q
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JSn0gs
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2ETSGhI
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2H3skzL
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Hp2t4O
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2H9BCX2
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HGsz0M
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vmL9IR
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HLSOTO
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HNj3Je
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qI0EGy
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HeoU9J
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vuhDRH
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qLsdia
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Hg2BjE
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JactfC
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qLguQU
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HjFXHp
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HQYGLB
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2K2vNwt
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2K5Xog6
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2K4556M
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vFtJXY
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HkjVnL
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qOZIAl
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2K9xwQQ
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Hk7vAp
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vKIBVp
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Hngtgk
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vKxprK
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qWHc8f
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HZ6Rpa
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HY1dTW
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JkyKHB
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Kcl8iT
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Ff4YS5
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2FfXZZ4
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HQtAGo
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Hs7D0N
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HTadw6
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vKABDH
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HLztVh
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2KeauIx
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Hxopfb
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Flc7Au
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2r94XLx
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HyS2N6
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2r1sNrw
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HuZc4K
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HvK1rX
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Hztt2t
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2jcUSbY
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JymuDC
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2KnZrMT
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2r8vbxp
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2FsGHbl
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HG262K
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HFItvR
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vYPSkv
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2I2o4QZ
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2I6yJKu
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2w5AOl6
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2I6pkSX
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2reSm8x
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2jlqz2I
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HL0p4d
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HMBWLO
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2wcteoQ
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2rfZykI
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2wah3ZE
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HNX9sS
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2wdFTHW
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HUmCwv
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2whkrSu
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HPH6ea
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2KDQJKn
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HQSrdU
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HVyRJf
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2IioRgw
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2jx6dUk
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JYLuDV
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here