Sang Tokoh Perubahan Itu Membangun Umat Lewat Mesjid - DWI HATMOKO S.IK 2009

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Minggu, 06 Mei 2018

Sang Tokoh Perubahan Itu Membangun Umat Lewat Mesjid


Saya berdiri sekitar dua jam di sisi kiri panggung Djakarta Theater, Jakarta Pusat tadi malam, 10 April 2018. Saya saksikan orang-orang hebat silih berganti naik ke panggung, menerima anugerah Tokoh Perubahan Republik 2017. Setiap tahun Republika menggelar penganugerahan Tokoh Perubahan. Mereka yang terpilih adalah sosok-sosok yang memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan melakukan perubahan di tengah masyarakat.

Spri TB2

Penganugerahan tadi malam, bertepatan 25 tahun Republika.

Saya mengedarkan pandangan ke hadirin tamu undangan yang menyesaki auditorium megah itu. Nampak banyak pejabat negara yang hadir seperti Ketua MPR, Zulkifli Hasan, dan beberapa menteri tampak duduk manis di deret kursi terdepan. Ada Sofyan Djalil, Susi Pujiastuti, Imam Nahrowi dan Basuki Hadimuljono. 

Nampak pula mantan Ketum Hipmi Pusat yang kini sudah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.

Salah satu sosok yang dianugerahi Tokoh Perubahan itu, Wakapolri, Komjen Pol Drs H Syafruddin MSi. Di pundak Sang Tokoh ini juga tersampir amanah Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia di Asian Games 2018 Jakarta - Palembang. Tokoh lain yang mendapat anugerah tersebut adalah Ustaz Abdul Somad, Pendiri Batik Trusmi Sally Giovanny, Dirut BRI Suprajarto dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Tropi diserahkanoleh Erick Tohir didampingi Pimpred Republika, Irfan Junaidi.(Spri TB2)

Syafruddin memang termenung dan sempat berpikir lama ketika didatangi Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi bersama timnya ke Mabes Polri tempo hari, mengabarkan penganugerahan Tokoh Perubahan itu. Malah ia sempat kaget dan sempat merenung sejenak. "Apa ini pantas, karena ini mengejutkan bagi saya. Dari mana republika menunjuk saya," ucap Syafruddin saat menerima anugerah Tokoh Perubahan ini.

Spri TB2

Tentu saja sangat pantas, sebab torehan jejak rekam Syafruddin, jika dirunut ke belakang, sungguh mulia untuk sebuah perubahan yang menggelinding dari rumah Allah.

Ia tampil sebagai Tokoh Perubahan yang membangun umat lewat masjid.

*****

Ia sudah terbiasa bangun subuh, ketika matahari belum terbit. Ketika orang-orang masih terlelap di penghujung gelap, Syafruddin muda sudah terjaga dan telah berada di bibir sumur, untuk sebuah rutinitas menimba air, mengisi kolam hingga penuh. Kolam tempat jamaah berwudhu.

Ia tak peduli mimpi indahnya terpenggal dan tak menikmatinya seperti halnya kebanyakan orang. Yang ia pikirkan, bagaimana agar jamaah di masjid sekitar rumahnya di Makassar, Sulawesi Selatan, bisa berwudhu dengan baik.

Lantas, ia membersihkan badan. Ia siap-siap menjadi makmum shalat Subuh berjamaah. Dan, ia tak canggung-canggung menjadi Muazin ketika masuk waktu subuh sementara belum ada orang yang mengumandangkan azan. Suaranya bergema memanggil masyarakat sekitar untuk datang shalat Subuh berjamaah di masjid. Setiap hari begitu, padahal ia anak yang baru berusia tujuh tahun.

Inilah kenangan indah masa kecil pada lima dekade lalu yang selalu diingat Wakapolri, Komjen Pol Drs H Syafruddin MSi, yang kini mengembang amanah sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Periode 2017 - 2022. Sebuah tugas mulia, mengurus masjid-masjid di seluruh Indonesia.

Syafruddin berkisah tentang dirinya yang sudah memegang amanah menyusun jadwal khatib shalat Jumat dan merancang kegiatan keagamaan dalam rangka meramaikan masjid, sejak ia berusia 12 tahun. "Biasanya anak seusia saya waktu itu sedang asyik-asyiknya dalam kehidupan bermain. Saya tidak begitu, sebab sejak kecil saya sudah dekat dengan lingkungan masjid," ujar pria kelahiran Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, 12 April 1961 silam.

Kedekatan Syafruddin dengan masjid, membuahkan ketulusan dan keikhlasan.  Dua hal yang diperolehnya itu sangat melekat dalam diri pria yang punya kebiasaan berpuasa sunnah Senin dan Kamis sejak 18 tahun terakhir ini. "Menghidupkan masjid adalah panggilan jiwa, kesadaran atau inisiatif tanpa berharap imbalan. Hati kecil saya selalu merasakan ketenangan karena selalu berdekatan dengan Ilahi Rabbi," jujurnya.

Orang yang memakmurkan dan meramaikan masjid seperti Syafruddin, sangat disenangi oleh masyarakat. Sehingga ia dipercaya mengelola Masjid Al Markaz Al Islami, rumah Allah yang megah dan ramai dengan berbagai kegiatan Islam di Makassar. Sejumlah saudagar Muslim telah mendukung pembanguan masjid besar tersebut. Salah satu di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla. 

Kehadiran Syafruddin di kepengurusan DMI memiliki arti penting dan peran besar, terutama membantu tugas-tugas Ketua Umum DMI, Jusuf Kalla. Keberadaaannya sebagai Wakil Ketua Umum diharapkan mampu memperkuat dan dapat mengembangkan jaringan kepengurusan DMI. Dedikasinya terhadap organisasi di balik layar pada periode sebelumnya menjadi semacam garansi untuk kemajuan DMI saat ini dan di masa yang akan datang.

Ia nampak semakin dekat dengan masjid, apalagi ketika menjadi Wakil Ketua Umum DMI. "Saya melihat masjid menjadi tempat berbagai aktivitas sosial. Selain ibadah, tempat sujud ini juga menjadi pusat pemberdayaan ekonomi," ungkap Syafruddin. 

Oleh sebab itu, DMI bertekad untuk menjalankan visi dan misi memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Ia berharap umat Islam bisa memakmurkan masjid dengan beragam kegiatan, mulai dari ibadah, sosial, sampai kegiatan ekonomi. "Masyarakat sangat mungkin dilibatkan dalam pembangunan ekonomi dengan memanfaatkan masjid," tutur lulusan Akabri tahun 1985 itu.

Berbagai kegiatan usaha baik kecil maupun menengah bisa memanfaatkan tempat yang ada di sekitar masjid. "Artinya, masyarakat yang berada di sekitar bisa dimakmurkan oleh masjid," katanya.

Sebagai Wakil Ketua Umun DMI, Syafruddin menginspirasi dua hal yang harus di implementasikan. Dan, ia telah melakukanknya.

Pertama, pengembangan fungsi masjid dan meramaikannya. Ia telah mengunjungi Astana Kazakhstan baru-baru ini. Di negara itu, muslim berkembang pesat. Kaum muslim telah menunjukkan identitaanya dengan meramaikan dan mensejahterakan masjid. Padahal, dulu Kazakhstan adalah tempat komunisme beranak pinak.

Di ruang-ruang publik, kaum muslim, lelaki maupun perempuan, tampak berbusana sesuai syariat, dengan menutup aurat. Jika azan berkumandang dari maajid-masjid, penduduk negara itu berbondong-bondong datang meramaikan masjid untuk  shalat berjamaah di waktu-waktu shalat. 

"Sambil menundukkan kepala mereka mengangkat kedua tangan, bertakbiratul ihram, tanda berserah diri kepada Allah. Padahal, belasan tahun lalu, saat shalat Jumat pun  masjid di sana hanya diisi seratus hingga dua ratus jamaah. Kini, di saat masuk waktu shalat Jumat, shaf dalam masjid telah dipadati ribuan kaum Muslim, hingga meluber ke halaman masjid dan jalan raya," tutur Syafruddin.

Sementara di London, lanjutnya, belasan tahun terakhir ini juga telah mencuri perhatian dunia. Pasalnya,  ratusan masjid kini telah berdiri di sana. Bahkan, sejumlah rumah ibadah agama lain dialihfungsikan menjadi masjid yang menjadi tempat warga dan komunitas-komunitas muslim yang ada di pusat Kerajaan Inggris itu, untuk berkumpul dan berdiskusi. Mereka saling bertukar pikiran di masjid, menyampaikan keluh kesah menghadapi kehidupan dan mencurahkan kesyukuran atas nikmat dan kebahagian yang telah dicapai. 

Tak hanya itu, berbagai sektor publik pun telah mereka ramai-ramai penuhi dan manfaatkan dalam rangka mengaktualisasikan diri.

Lantas, di Indonesia sendiri bagaimana? Menurut Syafruddin, umat Islam Indonesia juga mengalami hal yang tak jauh berbeda. "Para pemuda penuh semangat meramaikan masjid," ujarnya.

Ia mencontohkan realitas yang ada itu di Masjid Agung Sunda Kelapa, Masjid Cut Meutia, dan sejumlah masjid lainnya yang ada di Jakarta.  "Tingginya semangat anak-anak muda untuk beribadah, membuat sebagian masjid tak mampu lagi menampung jamaah sehingga mereka tumpah ruah di jalanan hanya untuk beribadah. Masjid akan selalu menjadi tempat umat berharap, sampai kapanpun, hingga akhir zaman," jelas Syafruddin.

Dinamika masyarakat muslim di berbagai wilayah inilah, kata  Syafruddin, telah membuktikan bahwasanya umat Islam semakin mencintai ajaran agama yang dianutnya. Semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. "Coba kita lihat di masjid-masjid itu, betapa mereka bersemangat dan tekun  mengkaji Al Quran yang berisikan syair indah tuntunan hidup dan ajaran penuh inspirasi. Mereka pun merujuk pada hadis yang diriwayatkan para sahabat dan ulama otoritatif," kicaunya.

Di dalam dinamika itu ada harapan. Ada sinar yang akan menerangi sekitarnya, dan menggerakkan seluruh tubuh umat Muslim untuk beramai-ramai mengagungkan asmah Allah dari rumah Sang Pencipta jagat raya beserta segala isinya. "Umat Islam telah memahami, bahwa bersujud di masjid, atau beribadah dalam arti luas akan diganjar 27 kali lipat kebaikan dibandingkan dengan melakukannya di rumah. Itulah harapan,"   kata ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2004-2009 ini.

Kedua, keberaadaan masjid haruslah menjadi tempat pergerakan sosial. Menjadi sentra muamalah ma'annas. Fungsi ini dijalankannya belum lama ini. Ketika sejumlah wilayah Ibu Kota terendam banjir, Syafruddin mengarahkan pengurus takmir setempat untuk mengaktifkan masjid menjadi penampungan dan sentra bantuan. "Berbagai fasilitas yang ada dimanfaatkan untuk menolong mereka yang mengalami kemalangan. Hal sama nantinya akan diterapkan di berbagai daerah yang mengalami bencana," tekadnya.

Agar tak meluas, penyelesaian konflik sosial pun akan di arahkan ke masjid. Keamanan dan ketertiban akan lebih terjaga. "Konsep ini masih dimatangkan lagi dan nantinya akan ada aksi nyata, baik berupa pelatihan maupun penyuluhan," ucap Syafruddin.

Masjid Indonesia

Syafruddin tetap menilai masjid yang ada di Indonesia itu unik, meskipun ia sudah mengunjungi banyak masjid di berbagai negara, mengagumi keindahan dan kemegahannya. Di negara lain, masjid dibangun dan didanai negara. Pemerintah juga harus menggaji pengurus masjid, termasuk di dalamnya muazin dan imam. Kebijakan negara banyak berperan dalam pemakmuran masjid dengan berbagai aktivitas di dalamnya.

Lain halnya di negeri ini. Masjid di Indonesia dibangun oleh swadaya masyarakat. Untuk mendirikan masjid misalnya, masyarakat harus mengikhlaskan lahan yang dimilikinya. Ditunjang kesigapan masyarakat dalam menggelontorkan bantuan berupa dana dan harta untuk menyelesaikan pembangunan maajid tersebut. 

Setelah masjidnya terbangun, masyarakat pun harus membiayai perawatan bangunannya, dan berbagai aktifitas yang ada di dalam masjid itu. "Imam dan muazin berasal dari masyarakat sekitar. Negara tidak menggaji mereka. Ini unik," kata Syafruddin.

Untuk itu, tambah Syafruddin, pemerintah tidak bisa banyak mengintervensi masjid. "DMI hanya berkoordinasi dan mengarahkan pengurus takmir masjid, membenahi manajemen mereka, serta memperbaiki sistem pengeras suara agar jamaah nyaman mendengarkan bacaan Alquran dan ceramah. Berbagai upaya pembenahan rumah Allah sudah termaktub dalam sepuluh program masjid DMI," pungkasnya.(Y)



from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qsF1JF
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2GOeNfE
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2GVQ7BC
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JFHRUr
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2GR6BLm
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2ECGa69
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HwxvoR
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2quFmvj
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2EGZH5H
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2GUGvHl
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JJrUfN
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JMehwa
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JLy1QD
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qvFQ5f
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2GYHWod
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2H19lBX
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qwEdDq
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2IWiCM8
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HqAL7D
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HpDyy0
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JME6MM
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2EOP8gQ
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JTAiJw
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2ERyVYo
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2H6kt4K
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HniCrF
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2J88U9Q
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HJTVTR
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2EWeoBQ
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HLSJ2s
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HIWOEp
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qHT8LS
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2EZKLQ3
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vxyhzA
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HywtLB
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HdV1pW
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vxsFWe
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qKbuMk
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2F4crmY
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HNCVfm
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2K4fcZh
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2K54KAz
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2K6vi4s
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vwxvDi
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2F5jbkH
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qOZwRD
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2K9xwAk
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Hld9SG
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vETJD2
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HjCFYC
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vIcqWs
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qVgblE
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HTzlR2
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HSRu1f
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JnJlRZ
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Kc3xrn
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Ff4Fqp
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2FfVnub
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qWsUVY
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Hs7sTb
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2qYxa7w
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vN8hAD
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2r01rD2
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2KhXJwv
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HuKue5
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2FmrLvg
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2r2ZkhO
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HwHgH0
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HyEUYj
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HxGJEX
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HAawNa
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HyDT2i
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2I4JxZk
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JCaVv8
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HyyoAN
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2I4hIRf
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2Fs3gNz
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HFHGqH
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2jhrIsk
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2vWRrz6
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2I0GXnr
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2jiPkfW
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2wage39
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2I7hCYI
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2rdDZ4o
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2jkrAIp
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HJ4plK
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HRcsgl
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2w80xJL
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2jnq6wS
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HJrbhn
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HMubcE
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HOyrnZ
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2IbdK9b
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HMHIRM
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2jwWVrv
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2weqYNJ
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2IiJbyz
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2HZwSDM
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2rmHjej
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2jz5br3
via IFTTT

from Kabar Terkini Tanjungpinang https://ift.tt/2JYLN1x
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here